Sumber dari Pinteres oleh Ayesha Yousaf Zai Pagi ini tak seberkas pun cahaya mentari yang menembus celah kisi. Udara lembab, hujan rintik, dingin menyelinap menembus lapisan lemak dan daging menusuk tulang. Aku berdiri menghadap jendela kamar bersedekap, dia mendekapku dari belakang mengerti bahasa tubuhku yang kedinginan. Ku menoleh, ku dapati senyumnya, sungguh weekend pagi yang sempurna tak dapat ke mana-mana hanya berdua bersamanya. “Selamat pagi, dingin ya? Makanya pakai sweater dong untung ada aku.” “Hmm… Kamu.”, aku pasang wajah sebel tak lama berubah tersenyum manja. Dalam dekapnya aku merasa aman, tak ada yang berani menyerangku lihatlah perkara aku kedinginan saja dia pahami. Memang dia lelakiku, lelaki yang ku inginkan. Ting-tung bunyi ponselku tanda pesan masuk. “Sial itu hanya lamunan”, aku menggumam sejenak dan tersenyum simpul. Rupanya Brama, yang dilamunkan mengirim pesan. Bagaimana tidak, Brama pujaan hatiku berada di Pulau Kalimantan. Laki-laki yang se
Pulang, Pergi, dan Cerita di Dalamnya