Skip to main content

Bagaimana Rasa Tahu Gejrot?

Tahu Gejrot - Jajanan satu ini akan banyak kita temui di daerah Jawa Barat. Aku yang hampir tidak pernah berpergian keluar provinsi hanya membanyangkan dan menenangkan hati tatkala melihatnya di televisi dalam berbagai acara.
Tahu Gejrot
"Ya namanya tahu, rasanya ya seperti tahu buasanya lah ya," begitu ucapku dalam hati.

Saat bulan September lalu sepupuku yang kuliah di IPB, wisuda. Mencium kesempatan lain dalam berita bahagia ini aku pun ikut menghadirinya, meskipun tak masuk ke gedung.

Sembari menunggu prosesi wisuda selesai, aku bersama adik sepupuku dan bersama sepupuku yang lain menikmati suasana di luar. Setelah berfoto di bundaran logo IPB yang berair mancur itu kami mendekat ke gedung.

Terlihat ada bapak-bapak pedagang tahu gejrot yang dengan gerobaknya yang model dipikul sedang duduk santai menunggu pelanggan.

Cara Membuat Tahu Gejrot

Bumbu Tahu Gejrot
Beli dong!! Bapak penjual membuka pintu etalase berisi tahu sekaligus dijadikannya talenan, sebelum tahu dipotong menjadi beberapa bagian si bapak membuat bumbunya terlebih dahulu. Dia tanya pedas atau tidak lalu mengambil beberapa:
  1. Cabai yang sudah dihilangkan tangkainya,
  2. Satu siung bawang putih,
  3. Gula merah secukupnya,
  4. Kacang tanah goreng secukupnya,
  5. Sedikit garam
Digejrot-gecrot

Lalu si bapaknya mulai mengulek. Setelah dirasanya cukup halus, ditambahkannya air asam ke atas cobek dan bumbu diaduk.
Setelah tahu dipotong-potong dan dicampurkan pada cobek, si bapak mulai memukul-mukulkan ulekan pada campuran tadi yang memberikan efek muncratan karena bumbunya yang sedikit encer oleh tambahan air asam. Mungkin dari situlah nama jajanan yang satu ini, tahu gejrot.

Jadi deh! Dimasukkannya tahu gejrot itu ke dalam plastik setengah kiloan dan diberikannya tusuk sate, tusuknya saja ya. Hehe

Rasanya enak, tidak meninggalkan kesan enek atau minyak yang tertinggal di tenggorokan karena tahunya keset tidak berminyak. Beda tahunya dengan tahu yang biasa aku makan di rumah. Aku lupa nanya jenis tahunya apa atau dari mana. Adanya tambahan air asam jadi rasanya seger, karena aku pesannya pedah jadi perpaduannya membuat nagih, pengen makan lagi, lagi dan lagi.

Saran Penyajian

Sayangnya penyajiannya di plastik karena si bapaknya berjualan keliling. Akan lebih enak lagi kalau di makan menggunakan piring dari tanah liat langsung ataupun beralaskan daun pisang. Ya, mungkin bagian penyajian ini gak begitu berpengaruh ya, soal selera dan sugesti saja tampaknya.

Kalau main ke Jawa Barat ini jajanan wajib kamu coba. Dari 1-10 aku memberi rating 8.0. Oh iya, harganya waktu itu seporsi Rp 5000.

Comments