Skip to main content

Warung Bu Tia: Nasi Pecel Tertinggi di Blitar

Di Sirah Kencong terdapat agrowisata perkebunan teh PTPN XII dengan produk unggalannya Rollas KenTea. Minum teh anget di ketinggian yang sudah pasti hawanya Adam, eh hawanya dingin memang paling pass. Apalagi setelah berjam-jam berwisata di kebun teh, lapar, nasi pecel seolah haram untuk dilewatkan. Malahan, ada yang sengaja jauh-jauh ke Sirah Kencong untuk sarapan pecel di Sirah Kencong, di Warung Bu Tia.
Warung Bu Tia Sirah Kencong
Habis Hujan

Tentang Sirah Kencong sebenarnya sangat dekat dengan saya. Yang sudah saya dengar pengalaman orang tua saya sewaktu bekerja di sana tatkala muda. Cerita tentang ibu saya bersama seorang temannya yang hendak membolos sebelum waktu timbang tetapi tidak berhasil. Ibu bilang itu karena ada campur tangan makhulk halus, mereka tetap muter-muter di situ-situ aja. Tetapi secara logika mungkin sebab kabut. tebal. Akhirnya tidak jadi bolos. Cerita soal mistis di sana dahulu kala tidak pernah ada habisnya.

Nasi pecel di warung Bu Tia memang sayang untuk dilewatkan. Meskipun saya orang Ngadirenggo tetapi jarang ke Sirah Kencong karena jaraknya yang aduhai dari rumah saya, bahkan lebih dekat ke Pasar Wlingi. Tetapi untuk ke sekian kalinya saya ke sana saat akhir tahun lalu bersama para sepupu. Tetapi kali ke dua ku makan nasi pecel tertinggi di sana, di warung Bu Tia tetapi masih belum saya jumpai,  yang meladeni pasti seorang laki-laki yang tak saya ketahui namanya.⁣
Lesehan Warung Bu Tia
Lesehan Warung Bu Tia

Setelah ngobrol ngalor ngidul bareng sepupu setelah makan kami membayar. Bapak yang tadi meladeni yang kini saya ketahui namanya pak Mukhlis bertanya kami pengunjung dari mana, dengan perasaaan akrab ku menjawab, "Saking Ngola'an pak."⁣
Pecahlah suasana. Pak Mukhlis menyebut nama panggilan bapak dan menyebut nama ibu saya. Ternyata pak Mukhlis dulu adalah salah satu Mandor di Perkebunan Teh Sirah Kencong ini. Kami berpamitan dengan iringan titipan salam kepada orang tua saya.
Pecel Tertinggi di Blitar
Maaf foto tetap blur beberapa kali ambil, kedinginan habis kebetheng di gazebo atas

Seporsi nasi pecel dan segelas besar ken-tea seharga Rp 11.000. Berlauk tempe dan telur dadar membuat perpaduan dengan bumbu kacang yang disusul kulupan memanjakan lidah. Untuk menikmatinya bisa memilih di lesehan, di dalam atau di tempat duduk disebelah timur warung.

Area warung Bu Tia dihiasi dengan tanaman, ada yang digantung pun menempel di tembok Quote-quote tertulis di papan kayu menohok, ikut menyatu dengan tanaman itu. Di sebelah utara lesehan ada kolam ikan dan berujung tempat duduk favorit pengunjung untuk berswafoto dengan plat 1.179 mdpl  beserta pecel teringgi, menjadi suatu kebanggan pengunjung.

Warung Bu Tia
Nah loh! Mau hidup seperti apa?

Jangan lupa membawa oleh-oleh berupa kripik ataupun teh. Bukan apa-apa, kalau sampai rumah terlalu malam atau melebihi waktu yang dijanjikan bisa buat perantara pengetuk pintu. Ya nggak? Heuheu



Comments